“ REMAJA DAN PERMASALAHAN ORANG TUA DALAM KELUARGA “
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
materi diskusi ini dengan tepat waktu.
Dari tema diskusi PERMASALAHAN REMAJA
kami mengambil materi “ REMAJA dan Permasalahan DALAM KELUARGA ” sebagai topik
diskusi untuk mata diklat BAHASA INDONESIA.
Kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu hingga terselesaikannya materi diskusi ini dan semoga
ini dapat bermanfaat.
Topik :
REMAJA dan Permasalahan Dalam Keluarga
KERANGKA :
§ DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA
PADA KEHIDUPAN REMAJA
§ PERAN ORANG TUA TERHADAP
PERKEMBANGAN REMAJA
§ PERAN REMAJA DALAM LINGKUNGAN
KELUARGA
Tujuan :
Ø mengetahui dampak perceraian
orang tua terhadap remaja
Ø mengetahui peran orang tua
terhadap perkembangan remaja
Ø dan memperjelas peran remaja
dalam lingkungan keluarga
1. DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP
REMAJA
Pada awal masa remaja, banyak anak
dari keluarga-keluarga yang retak telah tersandung ke dalam sarang lebah
malapetaka kaum remaja termasuk nilai-nilai yang merosot, tingkah laku seksual
terlampau dini, penggunaan obat-obat terlarang dan tindakan kejahatan. Ada pula
sejumlah bukti, meskipun tidak begitu kuat, bahwa anak-anak dari keluarga-keluarga
dengan tingkat konflik dan perceraian yang tinggi mengalami lebih banyak
depresi, kecemasan dan menarik diri.
Tidak dapat disangkal bahwa anak-anak
menjadi sedih dan bila mereka menyaksikan perkelahian orang tuanya. Faktor
yang paling berat dalam kasus perceraian adalah bagaimana memberikan pengaruh
dan bagaimana memulihkan kembali hubungan yang baik dan stabil, menciptakan
keakraban bagi kedua orang tua. Pengaruh orang tua dapat menciptakan kekuatan
pada diri anak. Penggaruh ini akan tetap bertahan sampai 5 tahun berikutnya.
Kebiasaan mengunjungi masih penting bagi sebagian besar remaja. Meskipun
demikian, kasus perceraian itu tetap membawa dampak dalam perkembangan sosial
dan emosi remaja .
Banyak para peneliti menemukan bahwa
anak yang diasuh satu orang tua akan jauh lebih baik dari pada anak yang diasuh
keluarga utuh yang diselimuti rasa tertekan. Perceraian dalam keluarga,
tidaklah selalu membawa dampak negatif. Sikap untuk menghindari suatu konflik,
rasa tidak puas. Perbedaan paham yang terus-menerus, maka peristiwa perceraian
itu satu-satunya jalan keluar untuk memperoleh ketentraman diri. Perceraian
dalam keluarga manapun merupakan peralihan besar dan penyesuaian utama bagi
remaja karena akan mengalami reaksi emosi dan perilaku karena “kehilangan”
satu orang tua. Bagaimana remaja bereaksi terhadap perceraian orang tuanya
sangat dipengaruhi oleh cara orang tua berperilaku sebelum, selama dan sesudah
perpisahan. Remaja akan membutuhkan dukungan, kepekaan, dan kasih sayang yang
lebih besar untuk membantunya mengatasi kehilangan yang dialaminya selama masa
sulit ini. Mereka mungkin akan menunjukkan kesulitan penyesuaian diri dalam
bentuk masalah perilaku, kesulitan belajar, atau penarikan diri dari lingkungan
sosial.
Reaksi anak berbeda-beda terhadap
perceraian orangtuanya. Semua tergantung pada umur, intensitas serta lamanya
konflik yang berlangsung sebelum terjadi perceraian.Setiap anak menanggung
penderitaan dan kesusahan dengan kadar yangberbeda-beda. Anak-anak yang
orangtuanya bercerai, terutama yang sudah berusia sekolah atau remaja biasanya
merasa ikut bersalah dan bertanggung jawab atas kejadian itu juga merasa
khawatir terhadap akibat buruk yang akan menimpa mereka.
Bagi remaja , perceraian merupakan kehancuran keluarga yang akan mengacaukan
kehidupan mereka. Paling tidak perceraian tersebut menyebabkan munculnya rasa
cemas terhadap kehidupannya di masa kini dan di masa depan.
Dampak
Perceraian jangka pendek :
·
Umumnya remaja yang orangtuanya bercerai dilanda
perasaan-perasaan kehilangan (hilangnya satu anggota keluarga: ayah atau
ibunya), gagal, kurang percaya diri, kecewa, marah, dan benci .
·
Mereka biasanya kehilangan minat untuk pergi dan mengerjakan
tugas-tugas sekolah, bersikap bermusuhan, agresif depresi, dan dalam beberapa
kasus ada pula remaja yang nekat mengakhiri hidupnya
·
mereka menampakkan beberapa gejala fisik dan stres akibat
perceraian tersebut seperti insomnia (sulit tidur), dan kehilangan nafsu makan
.
Dampak jangka panjang :
·
pada saat dewasa, remaja menjadi takut untuk menikah. Dia
khawatir perkawinannya nanti akan mengalami nasib yang sama seperti
orangtuanya.
·
pada saat dewasa remaja menjadi membenci laki-laki atau
perempuan karena menganggapnya sama dengan ayah atau ibunya yang telah
menghancurkan keluarganya.
2. PERAN ORANG TUA TERHADAP
PERKEMBANGAN REMAJA
Remaja adalah individu yang masih
mencari jati diri. Mereka sangat rawan akan pengaruh negatif dari
lingkungannya. Oleh karena itu peran orang tua ketika anak menginjak usia
remaja sangat penting. Sekarang ini, remaja sangat berbeda dengan remaja zaman
dulu. Selain karena faktor zaman, pengaruh lingkungan yang mudah sekali
memberikan kemudahan; membuat mereka menjadi individu-individu yang lemah,
manja dan terlalu cepat menyerah. Semangat yang mendarah daging dari kakek
neneknya terhambat oleh pengaruh lingkungan yang kejam. Tanpa arahan dan
petunjuk dari orang tuanya, mereka tidak akan bisa keluar dari lubang jarum
yang siap menerkap. Sayangnya, orang tua yang mempunyai pengaruh penting bagi
kelangsungan hidup anaknya; kurang bisa memainkan peran dengan baik. Orang tua
kadang kala membandingkan keadaan mereka ketika masih kecil dengan keadaan
anaknya sekarang. Padahal banyak sekali perbedaan situasi ketika dulu dengan
sekarang. Mulai dari hal yang kecil, seperti sikap kritis yang ditunjukkan anak
di awal perkembangan; sampai hal yang besar, seperti sikap berontak anak di
masa remajanya.
Orang tua juga sering kali
membandingkan anaknya dengan anak orang lain yang lebih pintar, penurut, alim
dan sopan. Padahal, setiap anak mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing; orangtua sebaiknya tidak menjadikan anak mereka seperti anak
orang lain. Mereka boleh berharap lebih tetapi jangan memaksa mereka menjadi
seperti yang orang tua inginkan. Orang tua harus bisa bersikap bijaksana. Orang
tua harus bisa menjadi sosok yang dekat dan tahu segala hal tentang anaknya.
Biarkan mereka menjadi dirinya sendiri. Berilah mereka kesempatan untuk
bertanggung jawab dan mengetahui resiko yang akan diterima. Dengan memahami
karakter dan situasi yang mereka hadapi, orang tua akan membantu anaknya
mencari jati diri mereka sebenarnya menjelang usia remaja.
Remaja sekarang lebih rawan terkena
dampak negatif dari lingkungan. Lemahnya benteng pertahanan mereka serta
semakin gencarnya media massa, baik elektronik maupun cetak, melahirkan
generasi-generasi pemimpi yang tak mau bangun dari mimpinya. Oleh karena itu,
selain peran orang tua yang cukup penting dalam mengarahkan anaknya; peran
media massa juga turut andil di dalamnya. Bagaimana orang tua menyikapi
fenomena seperti itu? Pertanyaan seperti itulah yang seharusnya lebih
ditekankan untuk di bahas dari pada menguak terlalu banyak. Dengan berorientasi
dengan cara menangani bukan menguak kembali latar belakang masalah, kenakalan
remaja akan sedikit demi sedikit terobati. Dengan memaksimalkan peran orangtua
dan guru dalam mendidik remaja serta meminimalisir pengaruh negatif lingkungan
sekitar remaja akan terselamatkan dari sihir dunia yang menyesatkan. Dan untuk
kedepannya, masa depan generasi penerus bangsa akan juga terjaga. Jika keadaan
seperti ini, dunia akan terlindungi dari kehancuran yang di sebabkan oleh
manusia itu sendiri.
3.PERAN REMAJA
DALAM LINGKUNGAN KELUARGA
Di usia remaja, seseorang biasanya memiliki
masalah-maslahnya sendiri. Walaupun tidak dialami oleh semua remaja, salah satu
masalah mereka adalah dengan orang tua. Pernahkah kamu merasa orang tuamu tidak
memahamimu? Atau kamu merasa apa saja yang kamu lakukan salah dimata mereka.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan kamu dan orang tuamu? Mengapa hubungan
kalian tak sebaik dulu ketika kalian masih anak-anak.
Peran remaja sebagai Anak Dalam Keluarga
1. Seperti halnya masa kanak-kanak,
para remaja masih membutuhkan orang tuanya, masing tergantung kepadanya, masih
dipengaruhi orang tuanya. Akan tetapi remaja mulai memiliki pandangan sendiri
bahwa dia memiilki dirinya sendiri. Dimana remaja mulai banyak menyukai
kegiatan diluar rumah dan memasuki dunia yang lebih luas. Mereka merasa dapat
mengarahkan dirinya
2. Perjuangan untuk emansipasi
(permainan hak). Untuk mencapai status orang dewasa para remaja harus
mengurangi ketergantungannya terhadap orang tua. Mereka harus mempersiapkan
untuk menerima dan menjalankan peranan orang dewasa. Perjuangan kearah
persamaan hak ini seringkali penuh konflik dan kecemasan baik bagi para remaja
sendiri maupun orang tuanya
3. Apabila semuanya berjalan dengan
baik, mereka akan menempati kedudukannya diantara orang dewasa yang sebaya.
pada tahap ini pengaruh orang dewasa belum hilang. Banyak remaja diusia belasan
tahun yang memberontak terhadap pandangan dan sika-sikap orang dewasa. Namun
pada usia dua puluhan tahun mereka menganut pandangan serta sikap tadi sebagai
sesuatu yang benar.
Interaksi orang tua dan anak remajanya
1. aspek obyektif
Adalah keadaan nyata dari pristiwa yang terjadi pada
saat interaksi antara anak dan orang tua berlangsung.
2. aspek subyektif
Adalah keadaan nyata yang dipersepsi remaja pada saat
interaksi dengan orang tua berlangsung.
Tidak jarang remaja cenderung
menggunakan aspek subyektif ketika berinteraksi dengan orang tuanya. Misalnya,
orang tua yang bertindak agak keras terhadap remaja karena karena merasa
khawatir dan cemas terhadap anak remajanya ternyata justru dipersepsikan oleh
remaja sebagai memarahinya. Padahal, sesungguhnya orang tua bermaksud
melindunginya.
Hubungan Remaja Dengan Orang tua
Aspek yang perlu diperhatikan dalam
membina hubungan baik dengan keluarga terutama orang tua sehubungan dengan
peran remaja sebagai anak dalam keluarga
1.
Adanya sikap saling menghargai dan menghormati hak dan
kewajiban antar anggota keluarga, baik itu anak terhadap orang tua maupun
sebaliknya.
2.
Keterlibatan remaja sebagai anak dalam membicarakan dan
memecahkan masalah yang dihadapi keluarga
3.
Adanya toleransi anak terhadap orang tua maupun sebaliknya
terhadap perbedaan pendapat
4.
Antara anak dan orang tua harus memiliki kemampuan untuk
memberikan alasan yang masuk akal terhadap suatu perbuatan atau keputusan yang
diambil
5.
Adanya keterbukaan dan komunikasi yang baik antara anak-orang
tua. Sehingga orang tua memiliki kepercayaan penuh terhadap apa yang dilakukan
anak diluar sepengetahuan mereka, dan anakpun memiliki seseorang yang tepat
untuk berdiskusi dan mencari solusi permasalahan mereka.
6.
Orang tua memberikan perasaan aman dan bebas kepada anak
untuk mengadakan eksplorasi dalam rangka mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Sedangkan anak harus memiliki tanggung jawab untuk mempergunakan kebebasan.
7.
Masing-masing anggota keluarga harus memiliki perasaan saling
menyayangi, menciptakan keakraban, dan meluangkan waktu untuk bersama keluarga.
8.
Antara orang tua dan anak harus saling menaati peraturan
tetapi tidak cenderung mengancam.
Kesimpulan :
Peran orang tua sangat penting bagi
remaja dalam kehidupan rumah tangga karena hubungan antara kedua orang tua
berdampak langsung kepada kehidupan remaja dan perkembangan pada diri remaja
. hubungan baik yang terjalin antara orang tua dan remaja sangat
mempengaruhi perilaku remaja yang positif dan keharmonisan dalam keluarga.