ADIK PEREMPUANKU
Sewaktu aku kelas 5 SD, ibu mengatakan ‘’
sebentar lagi aku akan punya adik’’. Senang rasanya nanti aku tidak akan
sendiri lagi. Aku akan punya teman untuk dia aja bermain. Jika nanti ibu guru
bertanya, ‘’siapa yang punya adik?’’ aku pasti sudah bisa mengangkatkan
tanganku, wakti itu hanya aku yang tidak mempunyai adik.
Aku
ingin punya adik perempuan. Jadi aku punya teman untuk diajak bermain boneka
dan bermain masak-masakana. Akan ku kepang rambutnyadan ku beri pita di
rambutnya. Bajuku suatu saat nanti juga bisa di pakai adikku. Nanti adikku akan
ku ajari menyanyi, menulis, mangaji, juga membaca.
Aku
berkata pada ibu,’’ Bu, aku ingin adik perempuan ya?’’.
Ibu tersenyum. ‘’ Kania adik perempuan atau
laki laki itu sama saja’’ kata ibu.
‘’Beda bu. Kalau adik laki-laki tidak bisa
Kania ajak main boneka’’ jawabku. Ibu hanya tersenyum sambil membelai rambutku.
Kata Aayah aku harus makin rajin membantu Ibu
agak tidak kecapean. ‘’Aku pasti bantu ibu yah’’ seruku bersemangat . dan aku
berjanji akan membantu pekerjaan ibu di rumah. Jika biasanya ibu yang
merapihkan kamarku, sekarang aku yang merapihkan kamarku sendiri. Pokoknya ibu
tidak boleh capek supaya ibu sehat terus dan adikku bisa terlahir dengan
selamat.
Hari ini tidak seperti biasanya, ayah
menjemputku di sekolah. ‘’Ayah, ibu dimana?” tanyaku karna biasaya ibu yang
selalu menjemputku.
“Ibu di rumah sakit. Setelah Kania sampai di
rumah, lalu makan dan ganti baju nanti kita jenguk ibu”. Jelas ayah.
“Ibu sakit apa yah?’’ aku menjadi sangat khawatir.
“Ibu tidak sakit, tetapi ibu mau melahirkan.”
Jawab ayah yang membuatku sangat gembira.
“Asyik!!!! Sebentar lagi akan punya adik!”
Setibanya di rumah, aku makan dengan cepat,
lalu mengganti bajuku dengan cepat. Semuanya serba cepat karena aku ingin
segera menjenguk ibu di Rumah Sakit.
“Ayah, nanti adik Kania laki-laki atau
perempuan?” tanyaku sewaktu perjalanan ke RS “Tetapi Kania ingin adik
perempuan” lanjutju.
“Perempuan atau laki-laki sama saja Kania,
tapi Kania berdoa saja agar Alloh memberi Kania adik perempuan” . jawab ayah
membesarkan hatiku.
Di Rumah Sakit ternyata sudah ada nenek,
paman dan bibiku, mereka ingin menemani ibuku malahirkan. Setelah menyalami
mereka aku langsung masuk ke kamar Ibu. Perut
ibu masih besar, berarti itu tandanya ibu belum melahirkan . wajah ibu
terlihat letih dan kesakitan. Namun, ibu langsung tersenyum melihatku.
Tak lama kemudian ibu di bawa perawat ke
ruangan lain. Hanya dokter, perawat dan ayah saja yang bisa masuk ke dalam
ruangan itu dan aku di ajak nenek ke ruang tunggu.
Hei… ayah keluar ruangan! Keringat membasahi
wajahnya tapi senyum lebar tersungir di bibirnya”alhamdullilah perempuan” seru
ayah memberi pengumuman . aku, nenek, paman dan bibiku bersyukur dan bernafas
lega.
Ayah menghampiriku dan merangkulku “Kania,
adikmu lucu sekali” kata ayah.
“Yang benar ayah? Kania sangat ibgin
melihatnya!” ucapku sambil bernafas lega.
“Ya sebentar lagi Kania bisa melihat adik
Kania dan menemui ibu”.
Tak lama kemudian ayah mengajakku masuk untuk
menemui ibu. Ku lihat ibu sedang membelai adik yang berada di sisinya.
“Ibu……..” panggilku. Ibu sepertinya paham apa
maksudku. “lihat adik Kania lucu kan?” ucap ibu sambil memperlihatkan wajah
adik kepadaku. Ternyata dia memangbenar sangat lucu kulitnya putih dan bibirnya
merah bulat.
“Ayah Ibu namanya siapa?” tanyaku sambil
terus memandangi wajah adikku.
“Hmmmmmmm…… siapa ya? Kania ada usul?’’ ayah
balik bertanya padaku.
“Siapa ya?” jawabku sambil berfikir. “ aku
tahu! Di beri nama Kesya saja ya?” jelasku bersemangat.
Ayah dan Ibu berpandangan, mereka tersenyum
“Ya nama keysa bagus juga. Bahkan sangat bagus”kata Ibu. Ayahpun nampaknya
setuju.
Aku tersenyum lebar karena senang. Aku sudah
memberi nama adikku. Adik kesya memang nama yang sangat bagus. Semoga dia
menjadi anak yang baik, sholehah dan berbakti kepada kedua orang tua dan aku
juga akan menepati janjiku untuk megajari mengaji, menulis, membaca, bernyanyi
kepada adikku.
Sewaktu aku kelas 5 SD, ibu mengatakan ‘’
sebentar lagi aku akan punya adik’’. Senang rasanya nanti aku tidak akan
sendiri lagi. Aku akan punya teman untuk dia aja bermain. Jika nanti ibu guru
bertanya, ‘’siapa yang punya adik?’’ aku pasti sudah bisa mengangkatkan
tanganku, wakti itu hanya aku yang tidak mempunyai adik.
Aku
ingin punya adik perempuan. Jadi aku punya teman untuk diajak bermain boneka
dan bermain masak-masakana. Akan ku kepang rambutnyadan ku beri pita di
rambutnya. Bajuku suatu saat nanti juga bisa di pakai adikku. Nanti adikku akan
ku ajari menyanyi, menulis, mangaji, juga membaca.
Aku
berkata pada ibu,’’ Bu, aku ingin adik perempuan ya?’’.
Ibu tersenyum. ‘’ Kania adik perempuan atau
laki laki itu sama saja’’ kata ibu.
‘’Beda bu. Kalau adik laki-laki tidak bisa
Kania ajak main boneka’’ jawabku. Ibu hanya tersenyum sambil membelai rambutku.
Kata Aayah aku harus makin rajin membantu Ibu
agak tidak kecapean. ‘’Aku pasti bantu ibu yah’’ seruku bersemangat . dan aku
berjanji akan membantu pekerjaan ibu di rumah. Jika biasanya ibu yang
merapihkan kamarku, sekarang aku yang merapihkan kamarku sendiri. Pokoknya ibu
tidak boleh capek supaya ibu sehat terus dan adikku bisa terlahir dengan
selamat.
Hari ini tidak seperti biasanya, ayah
menjemputku di sekolah. ‘’Ayah, ibu dimana?” tanyaku karna biasaya ibu yang
selalu menjemputku.
“Ibu di rumah sakit. Setelah Kania sampai di
rumah, lalu makan dan ganti baju nanti kita jenguk ibu”. Jelas ayah.
“Ibu sakit apa yah?’’ aku menjadi sangat khawatir.
“Ibu tidak sakit, tetapi ibu mau melahirkan.”
Jawab ayah yang membuatku sangat gembira.
“Asyik!!!! Sebentar lagi akan punya adik!”
Setibanya di rumah, aku makan dengan cepat,
lalu mengganti bajuku dengan cepat. Semuanya serba cepat karena aku ingin
segera menjenguk ibu di Rumah Sakit.
“Ayah, nanti adik Kania laki-laki atau
perempuan?” tanyaku sewaktu perjalanan ke RS “Tetapi Kania ingin adik
perempuan” lanjutju.
“Perempuan atau laki-laki sama saja Kania,
tapi Kania berdoa saja agar Alloh memberi Kania adik perempuan” . jawab ayah
membesarkan hatiku.
Di Rumah Sakit ternyata sudah ada nenek,
paman dan bibiku, mereka ingin menemani ibuku malahirkan. Setelah menyalami
mereka aku langsung masuk ke kamar Ibu. Perut
ibu masih besar, berarti itu tandanya ibu belum melahirkan . wajah ibu
terlihat letih dan kesakitan. Namun, ibu langsung tersenyum melihatku.
Tak lama kemudian ibu di bawa perawat ke
ruangan lain. Hanya dokter, perawat dan ayah saja yang bisa masuk ke dalam
ruangan itu dan aku di ajak nenek ke ruang tunggu.
Hei… ayah keluar ruangan! Keringat membasahi
wajahnya tapi senyum lebar tersungir di bibirnya”alhamdullilah perempuan” seru
ayah memberi pengumuman . aku, nenek, paman dan bibiku bersyukur dan bernafas
lega.
Ayah menghampiriku dan merangkulku “Kania,
adikmu lucu sekali” kata ayah.
“Yang benar ayah? Kania sangat ibgin
melihatnya!” ucapku sambil bernafas lega.
“Ya sebentar lagi Kania bisa melihat adik
Kania dan menemui ibu”.
Tak lama kemudian ayah mengajakku masuk untuk
menemui ibu. Ku lihat ibu sedang membelai adik yang berada di sisinya.
“Ibu……..” panggilku. Ibu sepertinya paham apa
maksudku. “lihat adik Kania lucu kan?” ucap ibu sambil memperlihatkan wajah
adik kepadaku. Ternyata dia memangbenar sangat lucu kulitnya putih dan bibirnya
merah bulat.
“Ayah Ibu namanya siapa?” tanyaku sambil
terus memandangi wajah adikku.
“Hmmmmmmm…… siapa ya? Kania ada usul?’’ ayah
balik bertanya padaku.
“Siapa ya?” jawabku sambil berfikir. “ aku
tahu! Di beri nama Kesya saja ya?” jelasku bersemangat.
Ayah dan Ibu berpandangan, mereka tersenyum
“Ya nama keysa bagus juga. Bahkan sangat bagus”kata Ibu. Ayahpun nampaknya
setuju.
Aku tersenyum lebar karena senang. Aku sudah
memberi nama adikku. Adik kesya memang nama yang sangat bagus. Semoga dia
menjadi anak yang baik, sholehah dan berbakti kepada kedua orang tua dan aku
juga akan menepati janjiku untuk megajari mengaji, menulis, membaca, bernyanyi
kepada adikku.